Mansoswan (Manajerial – Sosial kultural – Wawancara) Edisi Kedua

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek integritas, dengan indikator: menjaga kejujuran dan tanggung jawab dalam situasi yang tidak diawasi, serta bertindak cepat demi kepentingan orang lain.

A.. Skor 3 - Tindakan ini menunjukkan niat baik, tetapi menyimpan dompet terlalu lama berisiko, baik dari sisi tanggung jawab maupun persepsi etika.

B.. Skor 4 - Langsung berupaya menghubungi pemilik adalah tindakan paling bertanggung jawab, cepat, dan menjaga integritas dalam situasi sulit. Ini menunjukkan inisiatif tinggi untuk menuntaskan masalah dengan prinsip kejujuran.

C.. Skor 2 - Menunda hingga kembali ke kantor memperlama penyelesaian masalah dan menunjukkan kurangnya sense of urgency terhadap hak orang lain.

D.. Skor 1 - Menyerahkan ke pihak hotel berisiko karena hotel bukan otoritas yang sah untuk barang hilang dan bisa menimbulkan masalah tambahan.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek integritas, dengan indikator: berani bertindak melaporkan penyimpangan, menjaga kejujuran dan norma yang berlaku, meski ada tekanan sosial.

A.. Skor 4 - Melaporkan ke panitia adalah bentuk tanggung jawab sebagai ASN untuk menjaga integritas pelaksanaan kegiatan serta menegakkan nilai etika dalam lingkungan kerja. Ini tindakan terbaik karena mendorong perbaikan sistem.

B.. Skor 2 - Menegur peserta langsung memang ada niat baik, namun persoalan ini perlu disampaikan ke pihak berwenang agar ada tindakan resmi, bukan sekadar protes pribadi.

C.. Skor 1 - Tidak bertindak menunjukkan ketidakpedulian terhadap integritas, serta membiarkan praktik curang tetap terjadi.

D.. Skor 3 - Memberi saran informal menunjukkan usaha memperbaiki, namun kurang tegas dan tidak menjamin perubahan perilaku peserta.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek integritas, dengan indikator: menjaga pemanfaatan aset negara secara benar sesuai ketentuan, serta menolak penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi/kelompok.

A.. Skor 2 - Meskipun ada niat membantu, tetap saja meminjamkan kendaraan dinas melanggar aturan penggunaan fasilitas negara.

B.. Skor 1 - Memberikan izin dengan mendampingi tetap tidak mengubah fakta bahwa kendaraan dinas tidak boleh dipakai untuk kepentingan pribadi.

C.. Skor 4 - Menolak dengan sopan adalah langkah paling benar, karena aset negara harus digunakan sesuai peraturan, bukan untuk kepentingan pribadi meski bersifat ringan.

D.. Skor 3 - Mempertimbangkan dulu memberi kesan ragu-ragu terhadap aturan, meskipun menunjukkan kehati-hatian.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Kerja Sama, indikatornya adalah kemampuan membangun semangat kolektif, memotivasi anggota tim, serta mendorong partisipasi aktif dalam mencapai tujuan bersama.

B.. Skor 1 - Membiarkan rekan kerja bekerja seenaknya hanya akan memperburuk ketidakdisiplinan dan memperbesar risiko ketidakberesan acara.

A.. Skor 2 - Menyelesaikan sendiri semua tugas membuat beban kerja tidak merata dan tidak memperbaiki kerja sama tim yang sebenarnya diperlukan.

C.. Skor 3 - Memberikan tugas tambahan ke rekan lain mungkin mempercepat pekerjaan, tetapi tidak menyelesaikan masalah inti terkait motivasi tim.

D.. Skor 4 - Mengajak berdiskusi ringan membangun kembali kebersamaan dan semangat kerja, mendorong keterlibatan aktif dengan pendekatan yang positif.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Kerja Sama, indikatornya adalah kemampuan mengelola konflik kecil dalam kelompok dan menjaga fokus kolektif pada pencapaian tujuan.

A.. Skor 1 - Menyalahkan panitia justru memperkeruh suasana dan membuat relawan makin tidak termotivasi.

B.. Skor 2 - Membiarkan masalah tanpa campur tangan bisa memperlama penyelesaian tugas dan memperburuk kerja sama.

C.. Skor 4 - Mengajak fokus pada solusi dengan berbagi alat dan memperjelas peran adalah langkah efektif untuk menjaga kerja sama tetap produktif.

D.. Skor 3 - Meminta bantuan panitia memang bisa membantu, tetapi menghentikan kegiatan membuat pekerjaan terhambat dan semangat menurun.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek komunikasi, dengan indikator menggunakan media dan metode komunikasi yang sesuai dengan karakteristik audiens agar pesan dapat diterima dengan efektif.

A.. Skor 4 - Menyampaikan secara langsung dengan bahasa sederhana dan media visual memperbesar peluang semua kalangan memahami informasi, termasuk mereka yang kesulitan membaca atau mencerna informasi tertulis. Ini menunjukkan adaptasi komunikasi.

B.. Skor 2 - Membagikan ulang selebaran lebih banyak tetap berisiko tidak efektif jika media atau gaya bahasanya tidak disesuaikan dengan kemampuan warga dalam memahami.

C.. Skor 3 - Meminta kepala RT membantu menyampaikan informasi adalah langkah kolaboratif, namun belum menyentuh penyederhanaan atau perubahan cara penyampaian yang lebih efektif.

D.. Skor 1 - Menunggu warga bertanya berarti bersifat pasif dan tidak memastikan bahwa seluruh warga benar-benar memahami perubahan informasi.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek komunikasi, dengan indikator menyesuaikan gaya bahasa, istilah, dan metode penyampaian berdasarkan latar belakang audiens.

A.. Skor 2 - Menggunakan bahasa Indonesia baku bertujuan baik, namun dalam konteks ini justru memperbesar risiko miskomunikasi karena keterbatasan warga dalam memahami bahasa tersebut.

B.. Skor 1 - Membaca dokumen resmi membuat penjelasan menjadi kaku dan sulit dipahami, apalagi jika bahasa dokumennya kompleks untuk warga.

C.. Skor 3 - Mengubah isi program menjadi bentuk cerita dalam bahasa daerah merupakan pendekatan kreatif dan dekat dengan warga, namun jika tidak disertai contoh konkret bisa membuat interpretasi berbeda-beda.

D.. Skor 4 - Menggunakan bahasa sehari-hari dengan memberikan contoh konkret menghubungkan pesan program dengan realitas hidup warga, memperbesar pemahaman dan penerimaan.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek komunikasi, dengan indikator mengelola informasi dengan bahasa yang dapat diterima oleh audiens beragam serta membangun komunikasi dua arah.

A.. Skor 2 - Menggunakan bahasa Inggris dan istilah teknis dapat membuat komunikasi menjadi tidak efektif untuk sebagian besar peserta yang mungkin tidak memahami istilah tersebut.

B.. Skor 1 - Hanya fokus pada peserta yang aktif bertanya menunjukkan komunikasi tidak inklusif dan mengabaikan kebutuhan peserta lain yang lebih pasif atau kurang percaya diri.

C.. Skor 4 - Menyederhanakan bahasa, menggunakan ilustrasi, serta membuka ruang diskusi membantu semua peserta dari berbagai latar belakang memahami materi dan merasa dilibatkan.

D.. Skor 3 - Membaca naskah resmi memastikan ketepatan isi, namun berisiko membuat penyampaian menjadi monoton dan kurang interaktif sehingga peserta sulit memahami.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek mengelola perubahan, indikatornya adalah kemampuan memfasilitasi adaptasi masyarakat terhadap inovasi melalui pendekatan edukatif dan suportif.

A.. Skor 1 - Langsung menerapkan tanpa penjelasan akan memperburuk ketidaknyamanan warga, memperbesar resistansi terhadap perubahan.

B.. Skor 4 - Mengadakan sosialisasi dan simulasi merupakan langkah efektif untuk memudahkan adaptasi warga terhadap sistem baru, mengurangi resistansi, dan meningkatkan kepercayaan terhadap perubahan. Memberikan pendampingan nyata kepada masyarakat adalah kunci dalam manajemen perubahan.

C.. Skor 3 - Menyediakan dua sistem membuat warga cenderung bertahan di zona nyaman dengan sistem lama, memperlambat adaptasi terhadap inovasi.

D.. Skor 2 - Mengarahkan hanya saat antrean penuh memperlihatkan penerapan perubahan yang setengah hati dan tidak membangun pemahaman menyeluruh.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek mengelola perubahan, indikatornya adalah kemampuan menerima dan menyesuaikan diri terhadap kebijakan baru secara positif dan produktif.

A.. Skor 1 - Mencari jalur tidak resmi untuk mengakali aturan adalah sikap tidak etis dan bertentangan dengan tujuan dari perubahan kebijakan.

B.. Skor 2 - Membandingkan terus-menerus akan memperbesar rasa ketidakpuasan dan membuat adaptasi semakin sulit terjadi.

C.. Skor 4 - Menerima kebijakan dengan sikap positif dan mencari potensi terbaik dari sekolah terdekat menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan mengelola perubahan secara dewasa. Ini membantu mempercepat adaptasi emosional dan praktis terhadap situasi baru.

D.. Skor 3 - Mendaftarkan sambil mencari celah pindah sekolah menunjukkan setengah hati menerima perubahan, adaptasi bisa tertunda.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek mengelola perubahan, indikatornya adalah kemampuan membimbing proses perubahan dengan membangun kesadaran kolektif melalui pendekatan persuasif dan suportif.

A.. Skor 4 - Membimbing pedagang memahami manfaat dan mendampingi mereka menunjukkan kepemimpinan dalam perubahan, membuat transisi lebih mulus dan meningkatkan penerimaan terhadap inovasi. Pendekatan ini menciptakan rasa percaya dan keterlibatan aktif dalam perubahan.

B.. Skor 2 - Membiarkan pedagang tetap di tempat lama menghambat proses perubahan dan menunda terwujudnya revitalisasi yang sudah direncanakan.

C.. Skor 3 - Menyusun surat edaran dengan sanksi memang tegas, namun berpotensi menimbulkan resistansi dan perasaan terpaksa di kalangan pedagang.

D.. Skor 1 - Menyerahkan sepenuhnya pada kesadaran pedagang tanpa arahan konkret menunjukkan lemahnya kepemimpinan dalam mengelola perubahan.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek orientasi pada hasil, indikatornya adalah kemampuan mengelola sumber daya secara adaptif untuk mencapai target kerja yang diinginkan, serta mempertahankan kualitas dalam kondisi dinamis.

A.. Skor 2 - Membatasi semua permintaan di luar jam kerja memang menjaga kestabilan jadwal, tetapi membatasi potensi pertumbuhan usaha dan tidak responsif terhadap kebutuhan pasar.

B.. Skor 3 - Memberikan prioritas pada klien lama bisa mempertahankan pelanggan setia, namun membatasi peluang bisnis baru, sehingga kurang maksimal dalam meningkatkan hasil.

C.. Skor 1 - Meminta biaya tambahan di luar jam kerja berpotensi menciptakan ketidakpuasan pelanggan tanpa memperbaiki sistem manajemen kerja, sehingga orientasi hasil tidak optimal.

D.. Skor 4 - Menyusun jadwal fleksibel dan standar layanan adalah langkah terbaik karena tetap menjaga kualitas sekaligus responsif terhadap permintaan pasar, menunjukkan orientasi kuat pada hasil.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek orientasi pada hasil, indikatornya adalah kemampuan mengatasi hambatan eksternal agar tugas dan target kerja dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai standar.

A.. Skor 4 - Menyusun kontrol berkala dan memberikan tindak lanjut adalah pendekatan proaktif untuk mengantisipasi keterlambatan serta mendorong pencapaian hasil secara konsisten.

B.. Skor 2 - Memberikan peringatan keras cenderung hanya menekan tanpa membangun sistem perbaikan, tidak cukup efektif untuk memastikan hasil.

C.. Skor 1 - Menunda target proyek menunjukkan lemahnya orientasi terhadap hasil, karena menyerahkan kualitas proyek pada ketidakteraturan pihak lain.

D.. Skor 3 - Menunggu laporan lengkap terlalu pasif dalam situasi mendesak, bisa memperburuk keterlambatan pencapaian hasil proyek.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek orientasi pada hasil, indikatornya adalah kemampuan mencari solusi aktif untuk mengatasi hambatan kerja dalam rangka mempercepat pencapaian target bersama.

A.. Skor 2 - Fokus menyelesaikan tugas sendiri menunjukkan penyelesaian tanggung jawab individu, tetapi tidak menyelesaikan akar masalah keterlambatan tim secara keseluruhan.

B.. Skor 1 - Membuat laporan hambatan dan menunggu instruksi atasan menunjukkan kurangnya inisiatif mandiri dalam menyelesaikan masalah cepat, memperlambat penyelesaian target.

C.. Skor 4 - Menginisiasi rapat lintas bagian adalah langkah paling efektif karena aktif mengatasi kendala dan mempercepat pencapaian target akreditasi sesuai orientasi hasil.

D.. Skor 3 - Meminta bagian lain memperbaiki kinerjanya lebih mengandalkan inisiatif pihak lain, sehingga kurang menjamin percepatan penyelesaian.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pelayanan publik, indikatornya adalah responsif dalam memberikan informasi yang jelas dan solutif saat terjadi kendala layanan. Kemampuan ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik.

A.. Skor 2 - menunggu instruksi memang prosedural, tetapi kurang proaktif dalam kondisi krisis sehingga membuat warga semakin tidak puas.

B.. Skor 4 - memberikan informasi yang jujur disertai alternatif solusi menunjukkan tanggung jawab dan orientasi pada kepuasan publik, inilah tindakan paling efektif.

C.. Skor 3 - menenangkan warga membantu menahan kepanikan, tetapi tidak cukup karena tidak memberikan solusi konkret.

D.. Skor 1 - meminta bersabar tanpa memberikan kejelasan akan memperburuk suasana karena warga butuh kepastian, bukan sekadar harapan.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pelayanan publik, indikatornya adalah inisiatif dalam menyampaikan informasi secara aktif kepada pengguna layanan di saat terjadi situasi tidak ideal. Ini penting untuk menjaga alur layanan tetap efektif.

A.. Skor 4 - memberikan informasi langsung dan aktif sangat membantu mempercepat arus penumpang, serta menunjukkan proaktivitas dan tanggung jawab pelayanan.

B.. Skor 2 - menunggu pertanyaan membuat pelayanan tidak efektif dalam situasi ramai, berisiko membuat antrian dan kebingungan bertambah.

C.. Skor 3 - meminta pembaruan papan informasi adalah langkah bagus, tetapi kembali ke meja setelah itu tanpa melayani kebutuhan informasi langsung adalah kurang efektif dalam situasi darurat.

D.. Skor 1 - pengumuman sesekali terlalu umum dan kurang personal, dalam kondisi terminal ramai, pendekatan aktif lebih dibutuhkan daripada pasif.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pelayanan publik, indikatornya adalah efisiensi dalam menyederhanakan layanan agar dapat melayani lebih banyak orang secara efektif dan cepat dalam keterbatasan sumber daya.

A.. Skor 2 - menyuruh warga membaca panduan menunjukkan ketidaktanggapannya dalam membantu publik yang memerlukan bimbingan langsung.

B.. Skor 1 - membatasi konsultasi hanya untuk kasus tertentu tidak adil dan bisa menimbulkan ketidakpuasan publik.

C.. Skor 4 - membuat ringkasan sederhana mempercepat proses, membuat warga lebih siap sebelum bertanya, dan memperlancar pelayanan, solusi ini paling efektif.

D.. Skor 3 - meminta kesabaran sambil melayani satu per satu cukup baik, namun tidak memperbaiki kecepatan atau efisiensi layanan secara keseluruhan.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pengambilan keputusan, dengan indikator: kemampuan mengambil keputusan cepat dan efektif berdasarkan kondisi nyata di lapangan dengan keterbatasan koordinasi.

A.. Skor 2 - Menunggu arahan dari atasan membuat penanganan kemacetan terhambat, apalagi kondisi lapangan sudah mendesak. Ini menunjukkan ketidakmandirian dalam pengambilan keputusan cepat.

B.. Skor 3 - Fokus mengatur lalu lintas di titik macet cukup baik, namun masih pasif karena belum ada upaya konkret untuk memperbaiki arus secara keseluruhan.

C.. Skor 1 - Membuat pengumuman bersabar tanpa solusi konkret justru bisa memperburuk situasi karena pengunjung tetap tidak bergerak.

D.. Skor 4 - Membuat rekayasa lalu lintas sementara adalah keputusan cepat berbasis kondisi nyata, menunjukkan keberanian mengambil keputusan solutif sambil tetap berusaha berkoordinasi.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pengambilan keputusan, dengan indikator: kemampuan membuat keputusan praktis dan menjaga kepercayaan masyarakat di bawah tekanan waktu dan harapan publik.

A.. Skor 2 - Menunda distribusi memang aman, tetapi mengecewakan warga yang sudah hadir, berisiko menurunkan kepercayaan.

B.. Skor 4 - Membagikan sembako yang ada sambil mencatat kekurangan menunjukkan inisiatif, respons cepat, dan tetap menjaga kepercayaan publik melalui transparansi dan keadilan.

C.. Skor 1 - Membubarkan warga memperbesar ketidakpuasan, apalagi mereka sudah menunggu.

D.. Skor 3 - Menghubungi vendor adalah langkah baik, tetapi dalam kondisi warga sudah berkumpul, menunggu terlalu lama bisa menimbulkan keresahan.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pengambilan keputusan, dengan indikator: keberanian dan ketepatan dalam membuat pilihan yang menyeimbangkan ketepatan administrasi dan batasan waktu operasional penting.

A.. Skor 2 - Mengirim lalu merevisi menunjukkan niat tepat waktu, namun data yang salah berisiko menyebabkan kekeliruan besar pada pusat.

B.. Skor 1 - Menunggu konfirmasi saat waktu sempit justru memperbesar kemungkinan terlambat tanpa menyelesaikan masalah.

C.. Skor 4 - Memperbaiki data meskipun berisiko terlambat sedikit lebih mengutamakan akurasi dan integritas pelaporan, sesuai prinsip tanggung jawab kerja.

D.. Skor 3 - Mengirim data salah dengan klarifikasi menyusul lebih praktis, tetapi tetap meninggalkan risiko kesalahan administratif yang seharusnya dihindari.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pengambilan keputusan, indikatornya adalah kemampuan memilih alternatif tindakan terbaik dengan mempertimbangkan prosedur, wewenang, risiko, dan kepentingan organisasi dalam situasi terbatas.

A.. Skor 3 – Menunda proses memang aman dari sisi aturan, namun berisiko menurunkan kepercayaan pihak perusahaan karena lambat bertindak.

B.. Skor 1 – Mengandalkan asumsi tanpa verifikasi melanggar prinsip kehati-hatian dan berpotensi menyebabkan kesalahan serius dalam administrasi.

C.. Skor 2 – Membagi tanggung jawab tanpa kejelasan wewenang justru bisa memperbesar risiko ketidaktepatan keputusan.

D.. Skor 4 – Verifikasi cepat sesuai batas kewenangan adalah solusi paling tepat, karena tetap menjaga akurasi, bertindak profesional, dan mendokumentasikan proses untuk akuntabilitas.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pengembangan diri dan orang lain, indikatornya adalah kemampuan mengidentifikasi potensi individu dan mengambil langkah bertahap untuk mengembangkan kepercayaan diri serta partisipasi aktif dalam tim.

A.. Skor 4 – Memberikan ruang tampil di suasana kecil yang suportif merupakan cara bertahap membangun kepercayaan diri Sinta, sehingga ia berkembang tanpa tekanan berlebihan. Ini pendekatan pengembangan individu yang efektif dan berkelanjutan.

B.. Skor 2 – Menunjuk tampil di acara besar berisiko memperparah ketidakpercayaan dirinya karena tekanan yang terlalu berat bagi seorang pemula yang belum siap.

C.. Skor 1 – Menunda melibatkan Sinta malah berpotensi membuatnya merasa terisolasi dan memperburuk rasa kurang percaya dirinya.

D.. Skor 3 – Dukungan teman bisa membantu, tetapi tanpa pendekatan langsung dari pelatih, kemajuan Sinta bisa tidak optimal karena tetap perlu bimbingan terarah.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pengembangan diri dan orang lain, indikatornya adalah kemampuan menyusun strategi pengembangan kompetensi individu dengan cepat dan seimbang sesuai kebutuhan tugas dan tujuan organisasi.

A.. Skor 2 – Mengurangi porsi latihan fisik berisiko menurunkan daya tahan pemain di pertandingan, sehingga solusi ini kurang komprehensif.

B.. Skor 1 – Hanya memilih pemain terbaik tanpa melatih semua anggota menunjukkan pengabaian terhadap pengembangan potensi kelompok.

C.. Skor 4 – Membuat program teknik intensif sambil menjaga fisik adalah solusi paling ideal karena mengembangkan kemampuan secara cepat dan menjaga performa keseluruhan tim.

D.. Skor 3 – Mengubah strategi bertahan mungkin mengurangi tekanan, namun tidak menyelesaikan masalah kurangnya keterampilan individu jangka panjang.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pengembangan diri dan orang lain, indikatornya adalah kemampuan membantu individu mengenali dan mengatasi hambatan pribadinya agar dapat berkembang secara sosial dan akademik di lingkungan kerja sama.

A.. Skor 2 – Memberi tugas individu membuat Rio makin menjauh dari keterampilan kerja sama yang justru harus dikembangkan.

B.. Skor 4 – Pendekatan personal adalah langkah terbaik untuk memahami akar masalah dan memberikan bimbingan bertahap, sehingga Rio tumbuh dalam aspek kerja sama sosial.

C.. Skor 3 – Memberi peran kecil adalah cara cukup baik untuk mulai mengembangkan Rio, namun pendekatan langsung lebih efektif.

D.. Skor 1 – Memberi tugas sesuai tanpa mendorong perubahan sikap kerja sama justru memperkuat kebiasaan menghindari kerja kelompok.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek pengembangan diri dan orang lain, indikatornya adalah kemampuan memfasilitasi perkembangan individu dalam kerangka kerja tim melalui perencanaan tugas yang terstruktur dan adaptif terhadap keunggulan masing-masing anggota.

A.. Skor 4 – Membagi tugas berdasarkan keahlian dan mengadakan latihan berbasis peran adalah pendekatan terbaik. Ini mengoptimalkan potensi individu sambil memperkuat sinergi tim, memastikan setiap anggota berkembang sesuai kekuatan masing-masing.

B.. Skor 1 – Membiarkan tim menyelesaikan sendiri tanpa bimbingan berisiko menimbulkan konflik, salah paham tugas, dan memperburuk manajemen waktu.

C.. Skor 2 – Memberi bimbingan umum tetapi tidak mengarahkan mekanisme kerja secara konkret bisa membuat masalah manajemen waktu tetap berlanjut.

D.. Skor 3 – Menyeragamkan semua tugas mungkin memperbaiki disiplin, tetapi mengabaikan kekuatan unik masing-masing individu, sehingga potensi individu kurang tergali secara maksimal.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek empati, indikatornya adalah kemampuan mengenali kebutuhan emosional orang lain dan merespons dengan tindakan nyata yang menunjukkan kepedulian dan kenyamanan.

A.. Skor 2 – Menyerahkan sepenuhnya kepada keamanan terkesan mengabaikan aspek emosional anak dalam momen rentan tersebut.

B.. Skor 4 – Mendekati, menenangkan, dan membantu menunjukkan tindakan empati penuh; perhatian emosional diberikan sebelum melanjutkan ke penyelesaian praktis.

C.. Skor 1 – Menunggu saja membiarkan anak merasa semakin takut dan memperbesar rasa ketidakamanan.

D.. Skor 3 – Mengumumkan lewat pengeras suara bisa membantu, tetapi kurang memberikan sentuhan emosional langsung yang sangat dibutuhkan anak kecil dalam kondisi cemas.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek empati, indikatornya adalah kemampuan untuk secara aktif merespons kebutuhan orang lain secara langsung dan hormat dalam situasi sosial, tanpa menunggu permintaan eksplisit.

A.. Skor 4 – Menawarkan bantuan langsung dengan sopan memperlihatkan sikap empati aktif dan menghormati martabat orang lain.

B.. Skor 2 – Menunggu orang lain bertindak menunjukkan respons pasif dan kurang kepedulian.

C.. Skor 3 – Meminta bantuan petugas membantu dari sisi pelayanan, tetapi melewatkan kesempatan pribadi menunjukkan empati langsung.

D.. Skor 1 – Mengamati dari jauh adalah sikap pasif yang kurang menunjukkan kepekaan terhadap kebutuhan yang jelas.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek empati, indikatornya adalah kemampuan mengenali hambatan partisipasi sosial orang lain dan mengambil tindakan aktif untuk menciptakan kesempatan inklusif serta rasa dihargai.

A.. Skor 1 – Membiarkan mengikuti sesuai kemampuan adalah bentuk ketidakpedulian terhadap hambatan aktual yang dihadapi.

B.. Skor 2 – Memberikan rangkuman tulisan membantu sedikit, tetapi tetap membuat peserta tertinggal dalam diskusi interaktif.

C.. Skor 3 – Mengajak peserta lain membantu menunjukkan solidaritas, namun tidak sepenuhnya efektif untuk aksesibilitas optimal.

D.. Skor 4 – Mencari interpreter atau pendampingan menunjukkan usaha maksimal dalam menciptakan lingkungan inklusif yang memperhitungkan kebutuhan spesifik peserta difabel.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek empati, indikatornya adalah kemampuan memahami perasaan individu yang mengalami kesulitan sosial dan mengambil tindakan nyata untuk mendukung proses adaptasi mereka secara emosional dan sosial.

A.. Skor 4 – Mengajak berbicara santai dan mendengarkan secara aktif menunjukkan kepedulian emosional yang kuat serta membantu menciptakan rasa nyaman dalam lingkungan baru.

B.. Skor 1 – Membiarkan mencari teman sendiri menunjukkan sikap pasif dan kurang memperhatikan kebutuhan adaptasi emosional awal.

C.. Skor 3 – Menyarankan ketua kelompok membantu menunjukkan kepedulian, tetapi peran langsung panitia tetap lebih diharapkan untuk mendampingi.

D.. Skor 2 – Menunggu mahasiswa menunjukkan kebutuhan baru bertindak mengurangi responsifitas dalam mendeteksi tanda-tanda kesulitan sosial yang sebenarnya sudah nyata.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek empati, indikatornya adalah kemampuan merespons kondisi emosional individu dalam situasi rentan dengan tindakan aktif yang menunjukkan kepedulian, mendengarkan kebutuhan, dan memberikan dukungan konkrit.

A.. Skor 3 – Menyapa ramah dan menawarkan bantuan adalah bentuk empati, namun bisa lebih optimal dengan perhatian yang lebih penuh dan personal.

B.. Skor 2 – Mengutamakan logistik berarti menomorduakan respons terhadap kebutuhan emosional mendesak individu.

C.. Skor 1 – Menugaskan orang lain untuk mengurus menunjukkan pelepasan tanggung jawab personal terhadap kebutuhan empatik mendesak.

D.. Skor 4 – Mendekati langsung, memberikan perhatian penuh, dan mendengarkan keluhan menunjukkan penerapan empati tingkat tinggi terhadap kebutuhan emosional dan praktis korban bencana.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kemampuan berhubungan sosial, indikatornya adalah kemampuan membangun interaksi yang aktif, terbuka, dan positif dengan lingkungan baru serta berperan dalam kegiatan bersama secara alami untuk mempererat hubungan sosial.

A.. Skor 2 – Menghadiri kerja bakti namun hanya mengamati menunjukkan keterlibatan terbatas dan kurang aktif dalam membangun hubungan sosial yang efektif.

B.. Skor 1 – Memberikan sumbangan memang menunjukkan niat baik, namun tidak menggantikan pentingnya keterlibatan langsung dalam interaksi sosial.

C.. Skor 4 – Ikut aktif bekerja dan berkenalan langsung membantu mempercepat proses adaptasi sosial dan membangun kedekatan emosional dengan warga setempat.

D.. Skor 3 – Menunggu diajak bergabung menunjukkan sikap pasif, meskipun tetap memberikan peluang untuk berbaur ketika sudah bergabung.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kemampuan berhubungan sosial, indikatornya adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan budaya baru secara aktif, membangun hubungan harmonis, dan menunjukkan sikap terbuka dalam interaksi sosial lintas budaya.

A.. Skor 2 – Menghindari interaksi awal menunjukkan sikap terlalu tertutup yang justru menghambat proses adaptasi sosial di lingkungan baru.

B.. Skor 4 – Mempelajari budaya lokal dan aktif berinteraksi adalah kunci sukses membangun hubungan sosial lintas budaya secara alami dan efektif.

C.. Skor 1 – Hanya berteman dengan sesama orang Indonesia membatasi kesempatan membangun hubungan sosial yang lebih luas dengan komunitas setempat.

D.. Skor 3 – Menunggu inisiatif orang lain lebih dulu menandakan sikap pasif yang menghambat adaptasi sosial aktif.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kemampuan berhubungan sosial, indikatornya adalah kemampuan berinteraksi aktif, membangun keakraban, serta menciptakan pengalaman sosial yang positif saat memberikan layanan kepada masyarakat.

A.. Skor 4 – Menyambut ramah, aktif berdialog, dan menawarkan informasi tambahan menunjukkan kemampuan tinggi membangun hubungan sosial yang hangat dan profesional.

B.. Skor 2 – Memberikan informasi seperlunya menunjukkan layanan minimum tanpa berusaha menciptakan hubungan lebih akrab.

C.. Skor 3 – Menunggu pengunjung bertanya terlebih dahulu mengurangi peluang membangun interaksi yang proaktif dan ramah.

D.. Skor 1 – Memasang brosur tanpa upaya berinteraksi langsung menghilangkan kesempatan membangun hubungan sosial yang personal.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kemampuan berhubungan sosial, indikatornya adalah kemampuan membangun interaksi yang positif, proaktif dalam membangun kedekatan sosial, dan menunjukkan keterbukaan di lingkungan kerja.

A.. Skor 2 – Mencari kesempatan lain menunjukkan niat baik, namun menghindari interaksi saat ini dapat membuat hubungan sosial terhambat.

B.. Skor 4 – Membuka percakapan ringan menunjukkan sikap proaktif, ramah, dan membantu mencairkan suasana sehingga mempercepat proses membangun hubungan sosial.

C.. Skor 3 – Menunggu diajak berinteraksi tetap bisa membangun hubungan, namun menunjukkan sikap pasif yang memperlambat kedekatan sosial.

D.. Skor 1 – Mengabaikan pentingnya hubungan sosial di tempat kerja dapat menghambat kolaborasi dan kerja sama tim dalam jangka panjang.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kemampuan berhubungan sosial, indikatornya adalah kemampuan menghargai keberagaman budaya, membangun komunikasi aktif, dan menjalin keakraban dalam lingkungan heterogen.

A.. Skor 4 – Menghargai perbedaan, aktif berbicara, dan mendengarkan dengan antusias memperlihatkan keterampilan sosial tinggi dan mempererat hubungan antar peserta.

B.. Skor 2 – Berbicara seperlunya karena takut salah memahami budaya menunjukkan kehati-hatian berlebihan yang menghambat komunikasi efektif.

C.. Skor 1 – Menjadi dominan dalam diskusi justru mengabaikan prinsip kesetaraan dan menghormati pendapat orang lain dalam hubungan sosial.

D.. Skor 3 – Menunggu orang lain memulai percakapan menunjukkan inisiatif rendah meski tetap memberi peluang untuk berbaur.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kepekaan terhadap pentingnya persatuan, indikatornya adalah kemampuan mendorong dialog terbuka, mencari jalan tengah, dan mempertahankan keharmonisan sosial dalam situasi perbedaan kepentingan.

A.. Skor 2 - Memilih voting cepat memang menyelesaikan masalah secara teknis, tetapi berisiko memperdalam ketegangan karena tidak semua pihak merasa suaranya dihargai.

B.. Skor 4 - Mengajak kedua kelompok menyampaikan manfaat dan mencari kompromi menunjukkan penghargaan atas kontribusi semua pihak dan menjaga kohesi sosial, menjadikan opsi ini pilihan terbaik.

C.. Skor 1 - Mendukung kelompok mayoritas menunjukkan keberpihakan yang dapat memicu ketidakpuasan kelompok minoritas dan memperburuk perpecahan.

D.. Skor 3 - Menunda keputusan dan membentuk tim kecil menunjukkan upaya mengakomodasi semua pihak, meskipun berisiko memperlama penyelesaian.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kepekaan terhadap pentingnya persatuan, indikatornya adalah kemampuan membangun saling pengertian dan penghargaan atas keberagaman untuk memperkuat kolaborasi.

A.. Skor 4 - Mengajak berbagi cerita mempererat hubungan emosional antar peserta, meningkatkan empati, dan menumbuhkan rasa saling menghargai, menjadikan ini pilihan terbaik.

B.. Skor 2 - Fokus pada bagian penting memang efisien, tetapi tidak mengatasi akar masalah perbedaan budaya yang menjadi sumber ketidaksinkronan.

C.. Skor 1 - Menyerahkan semua pada ketua tanpa upaya membangun pengertian bersama justru membiarkan potensi konflik tersembunyi.

D.. Skor 3 - Memberikan instruksi tegas bisa menciptakan keteraturan, namun kurang mengakomodasi perbedaan budaya sehingga berisiko menimbulkan ketidakpuasan terselubung.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kepekaan terhadap pentingnya persatuan, indikatornya adalah kemampuan mengelola perbedaan, menciptakan ruang partisipasi yang adil, dan menjaga semangat kolaboratif.

A.. Skor 2 - Meminta pimpinan mengambil keputusan memang cepat, tetapi mengabaikan pentingnya proses musyawarah yang menghargai semua suara.

B.. Skor 4 - Menginisiasi dialog terbuka mencerminkan upaya mengakomodasi semua pihak, menjaga partisipasi aktif, dan memperkuat rasa kebersamaan, menjadi pilihan terbaik.

C.. Skor 1 - Membiarkan setiap kelompok mengerjakan bagian masing-masing dapat memperdalam fragmentasi dan menghilangkan tujuan kolektif.

D.. Skor 3 - Mengutamakan mayoritas memang membuat proses lebih cepat, tetapi berisiko membuat minoritas merasa tidak dihargai.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kepekaan terhadap pentingnya persatuan, indikatornya adalah kemampuan memediasi perbedaan dalam komunitas, membangun ruang inklusif yang menghargai berbagai ekspresi budaya, dan menjaga kohesi sosial.

A.. Skor 2 – Mengutamakan satu kelompok akan memperuncing perbedaan dan melemahkan solidaritas komunitas.

B.. Skor 4 – Mengajak kedua pihak berdialog untuk mengakomodasi kepentingan bersama adalah upaya membangun persatuan dan memperkuat rasa memiliki antaranggota.

C.. Skor 3 – Membuat dua acara terpisah mungkin meredakan konflik sesaat, tapi tetap mempertahankan sekat di antara kelompok.

D.. Skor 1 – Memberi dukungan penuh pada satu pihak tanpa membuka ruang dialog memperbesar potensi perpecahan.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kepekaan terhadap pentingnya persatuan, indikatornya adalah kemampuan mengelola konflik perbedaan generasi, mempertemukan gagasan yang berbeda untuk menjaga keberlangsungan organisasi dan menghindari fragmentasi internal.

A.. Skor 4 – Mendorong integrasi ide dengan presentasi terbuka membangun suasana transparansi, menghargai kontribusi semua pihak, dan memperkuat rasa kebersamaan.

B.. Skor 2 – Menyuruh pengurus baru mengikuti cara lama mengabaikan dinamika perubahan dan dapat melemahkan motivasi pihak baru.

C.. Skor 1 – Meminta ketua mengambil keputusan sepihak berisiko mengabaikan aspirasi anggota dan memicu ketidakpuasan.

D.. Skor 3 – Menjadi mediator membantu memperjelas komunikasi, namun efektivitasnya tergantung pada keterbukaan kedua pihak dalam proses dialog.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kepekaan terhadap perbedaan, indikatornya adalah kemampuan menunjukkan empati dan membantu individu dengan perbedaan budaya atau bahasa agar dapat berpartisipasi setara dalam situasi belajar bersama.

A.. Skor 2 - Menyarankan tutor pendamping bisa membantu, tetapi membuat peserta tersebut tampak berbeda sendiri sehingga berpotensi mengurangi rasa percaya dirinya.

B.. Skor 1 - Membiarkan berusaha sendiri tidak menunjukkan kepekaan terhadap hambatan yang dihadapi peserta lain, dan memperburuk eksklusivitas.

C.. Skor 3 - Mengajak berlatih bersama menunjukkan kepedulian, membangun solidaritas, namun bantuannya lebih terbatas karena hanya di luar sesi resmi.

D.. Skor 4 - Menyederhanakan bahasa saat berinteraksi dan menjelaskan istilah secara perlahan menunjukkan empati aktif dan membangun lingkungan yang inklusif sepanjang waktu, pilihan paling tepat.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kepekaan terhadap perbedaan, indikatornya adalah kemampuan mengomunikasikan makna budaya lokal dengan cara yang adaptif terhadap latar belakang audiens yang berbeda.

A.. Skor 2 - Memberikan jawaban singkat memang praktis, tetapi kurang memfasilitasi pemahaman mendalam terhadap budaya lokal.

B.. Skor 1 - Menyuruh membaca brosur mengalihkan tanggung jawab komunikasi, dan mengurangi pengalaman interaktif yang penting dalam pameran budaya.

C.. Skor 4 - Menjelaskan dengan bahasa sederhana dan mengaitkan dengan nilai-nilai universal menunjukkan adaptasi komunikasi yang sangat efektif, membuat pengunjung merasa dihargai dan lebih memahami.

D.. Skor 3 - Menjelaskan secara akademis menunjukkan pengetahuan, tetapi bisa membuat pengunjung asing merasa terasing karena istilah dan penjelasan terlalu berat.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kepekaan terhadap perbedaan, indikatornya adalah kemampuan merespons rasa ingin tahu terhadap keberagaman budaya dengan sikap terbuka, positif, dan edukatif.

A.. Skor 1 - Memperbaiki penampilan sesuai standar orang lain mengesankan kurang menghargai keragaman budaya asli yang ditampilkan.

B.. Skor 2 - Mengabaikan komentar memang menghindari masalah, tetapi melewatkan kesempatan untuk memperkenalkan budaya secara positif.

C.. Skor 3 - Menjelaskan dengan santai cukup baik untuk memperkenalkan keragaman, meskipun kurang menunjukkan keaktifan dalam merespons antusiasme pengunjung.

D.. Skor 4 - Menyambut dengan ramah dan memberikan penjelasan singkat menunjukkan sikap menghargai, memperkaya pengalaman pengunjung, dan memperkuat citra budaya lokal.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kepekaan terhadap perbedaan, indikatornya adalah kemampuan menciptakan interaksi sosial yang adil dan memberi ruang partisipasi setara dalam keberagaman budaya.

A.. Skor 2 - Mempercepat diskusi justru bisa memperparah ketidaksetaraan komunikasi karena peserta pasif semakin tidak punya kesempatan berbicara.

B.. Skor 4 - Mengajak saling menghargai dan bergiliran berbicara adalah pendekatan aktif dan adil untuk memastikan semua peserta dihargai dan mendapat kesempatan setara.

C.. Skor 3 - Menunggu sesi tanya jawab memberi ruang, tetapi kurang proaktif dalam mengelola ketidaksetaraan partisipasi sejak awal diskusi.

D.. Skor 1 - Mengalihkan topik tidak menyelesaikan masalah utama, justru bisa mengaburkan tujuan diskusi.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek kepekaan terhadap perbedaan, indikatornya adalah kemampuan memfasilitasi pemahaman terhadap budaya minoritas dengan sikap ramah, terbuka, dan edukatif.

A.. Skor 3 - Menjelaskan bahwa budaya tersebut berbeda cukup baik, tetapi narasi “tidak semua bisa memahami” bisa berkesan eksklusif jika tidak diiringi dengan sikap membangun.

B.. Skor 1 - Mengatakan sulit diterima memperkuat prasangka terhadap budaya minoritas dan bertentangan dengan prinsip inklusivitas.

C.. Skor 2 - Menyarankan mencari informasi sendiri kurang menunjukkan keaktifan dalam membangun jembatan pemahaman antar budaya.

D.. Skor 4 - Mengapresiasi rasa ingin tahu lalu menjelaskan asal-usul budaya secara terbuka menunjukkan sikap menghargai keragaman dan membantu memperluas pemahaman dengan cara yang positif.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Integritas, dengan indikator konsistensi dalam menjalankan prosedur yang berlaku meski mendapat tekanan eksternal.

A.. Skor 2 - Membantu dengan mencatat pelanggaran tetap berisiko, karena Anda tetap melanggar prosedur meskipun memiliki niat mengantisipasi. Integritas mengharuskan tidak ikut serta dalam pelanggaran.

B.. Skor 4 - Menjelaskan pentingnya prosedur sambil tetap menawarkan solusi mempercepat secara resmi adalah tindakan paling berintegritas, menjaga etika, hukum, serta kepercayaan publik.

C.. Skor 1 - Tidak memberi solusi sama sekali hanya menghindari tanggung jawab tanpa menyelesaikan masalah secara profesional.

D.. Skor 3 - Bertanya ke atasan dapat mencegah kesalahan, tetapi terlalu bergantung pada arahan menunjukkan kurangnya kemandirian dalam menjaga integritas diri.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Integritas, dengan indikator menjaga kualitas pekerjaan dan bertindak sesuai nilai-nilai profesionalisme meskipun ada tekanan target produksi.

A.. Skor 4 - Melaporkan masalah secara langsung dan aktif mencari solusi menunjukkan tanggung jawab penuh atas kualitas dan kejujuran dalam bekerja.

B.. Skor 2 - Membicarakannya santai tanpa tindakan konkret kurang efektif untuk menjaga standar mutu.

C.. Skor 3 - Mencoba memperbaiki bahan rusak terlihat proaktif, tetapi tetap berisiko terhadap kualitas produk dan tidak sesuai dengan standar etika.

D.. Skor 1 - Fokus hanya pada tugas sendiri tanpa peduli terhadap masalah di lingkungan kerja mencerminkan kurangnya integritas profesional.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Integritas, dengan indikator menjaga kerahasiaan informasi dan membatasi diri pada ruang lingkup tugas yang dipercayakan.

A.. Skor 2 - Mengunduh file rahasia, walau alasannya berjaga-jaga, tetap tidak etis dan berisiko tinggi terhadap kepercayaan pemberi kerja.

B.. Skor 3 - Melaporkan file tersebut mencerminkan sikap bertanggung jawab, meskipun tidak selalu diperlukan jika file tersebut memang tidak disengaja ditemukan dan tidak dibuka.

C.. Skor 4 - Mengabaikan file dan fokus pada tugas Anda adalah bentuk integritas paling tinggi, menjaga batasan profesionalisme dan kerahasiaan.

D.. Skor 1 - Membaca file untuk kepentingan pribadi walaupun hanya untuk wawasan tetap melanggar kepercayaan klien dan menunjukkan rendahnya integritas.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Integritas, dengan indikator mematuhi prosedur perlindungan informasi dan menjaga kerahasiaan sesuai kewenangan yang dimiliki.

A.. Skor 2 - Memberikan dokumen terbatas tetap berpotensi membuka informasi sensitif, sekalipun niatnya baik, melanggar prinsip integritas prosedural.

B.. Skor 4 - Menolak dengan sopan sambil mengarahkan pada prosedur resmi menunjukkan sikap paling tepat dalam menjaga etika administrasi dan integritas tugas.

C.. Skor 1 - Memberikan akses hanya karena status tamu mengabaikan prosedur dan membuka risiko kebocoran data.

D.. Skor 3 - Menginformasikan ke atasan menunjukkan kehati-hatian, namun belum mengambil sikap mandiri sesuai batas kewenangan sendiri.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Integritas, dengan indikator menjaga objektivitas dan mencegah konflik kepentingan dalam menjalankan tugas.

A.. Skor 4 - Menolak tawaran dan melaporkan ke pihak berwenang menunjukkan integritas penuh, menjaga akuntabilitas pribadi dan institusi.

B.. Skor 1 - Menerima tawaran uang jelas merupakan pelanggaran serius terhadap integritas profesional.

C.. Skor 3 - Menyatakan ketidakmampuan membantu sudah baik, namun kurang maksimal karena tidak mengupayakan tindak lanjut terhadap dugaan pelanggaran.

D.. Skor 2 - Mengalihkan masalah ke pihak lain tanpa menyikapi langsung menunjukkan kurang tegas dalam menjaga integritas diri.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Moralitas, indikatornya adalah mengajak orang lain berperilaku benar dengan cara positif, menjaga nilai kejujuran dan tanggung jawab dalam situasi sosial.

A.. Skor 1 - Membiarkan perilaku tidak disiplin bertentangan dengan nilai tanggung jawab sosial dalam kegiatan bersama.

B.. Skor 2 - Menegur langsung dengan membuat malu berisiko menciptakan konflik baru dan merusak suasana kerja bakti.

C.. Skor 3 - Melaporkan ke ketua panitia bisa efektif, namun tidak langsung membina perilaku positif secara aktif.

D.. Skor 4 - Mengajak dengan memberi contoh adalah pendekatan paling efektif untuk membangun kesadaran moral tanpa konfrontasi dan meningkatkan solidaritas.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Moralitas, indikatornya adalah menjunjung tinggi kejujuran, keadilan, dan integritas dalam pelaksanaan tugas sosial, terutama dalam situasi berpotensi manipulasi.

A.. Skor 1 - Membiarkan upaya manipulasi nilai berarti membiarkan pelanggaran prinsip keadilan dalam kompetisi.

B.. Skor 4 - Melaporkan ke panitia adalah tindakan tegas yang memperlihatkan keberanian menjaga integritas lomba dan mendukung keadilan semua peserta.

C.. Skor 3 - Menasihati peserta menunjukkan upaya baik, tetapi tidak cukup kuat untuk memastikan integritas keseluruhan lomba terjaga.

D.. Skor 2 - Membicarakannya ke sesama panitia dan juri membantu meningkatkan kewaspadaan, namun kurang konkret dalam mengambil tindakan nyata terhadap pelanggaran.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Moralitas, indikatornya adalah menjaga aset publik, menegakkan prinsip kejujuran, dan bertindak sesuai norma hukum dalam menghadapi penyimpangan.

A.. Skor 1 - Membiarkan pencurian kecil tetap melanggar prinsip moral dan memberi ruang bagi pelanggaran lebih besar di kemudian hari.

B.. Skor 2 - Mengingatkan pelaku bisa membantu mencegah tindakan lebih lanjut, tetapi kurang memberikan efek jera jika peringatan tidak diikuti sanksi nyata.

C.. Skor 4 - Melaporkan ke pihak berwenang memperlihatkan sikap tegas menjaga aset publik dan mencegah kerugian lebih besar.

D.. Skor 3 - Membicarakannya diam-diam menghindari konflik terbuka, namun rentan tidak memberikan efek jera yang memadai untuk mencegah pelanggaran ulang.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Moralitas, indikatornya adalah menunjukkan kejujuran, tanggung jawab sosial, dan menjaga integritas pribadi dalam situasi kerjasama lingkungan hidup.

A.. Skor 2 – Membiarkan tindakan ini berpotensi melemahkan kepercayaan dan tujuan kolektif, meskipun niatnya tampak positif. Ini kurang mencerminkan moralitas tinggi.

B.. Skor 4 – Melapor secara resmi menunjukkan tanggung jawab terhadap aturan bersama, mencegah penyimpangan lebih lanjut, dan menjaga tujuan kegiatan tetap murni.

C.. Skor 3 – Memberi nasihat personal menunjukkan moralitas, namun dampaknya terbatas dan kurang sistemik dibandingkan tindakan formal.

D.. Skor 1 – Membalas tindakan tidak etis dengan tindakan serupa memperparah masalah, jauh dari sikap bermoral yang diharapkan.

Pembahasan:

Soal ini mengukur aspek Moralitas, indikatornya adalah menegakkan prinsip keadilan, menjaga integritas dalam distribusi sumber daya publik, dan mencegah konflik kepentingan.

A.. Skor 1 – Diam saja berarti membiarkan praktik tidak adil berkembang dan merusak kredibilitas kerja sosial, jauh dari prinsip moralitas.

B.. Skor 3 – Menyadarkan pelaku menunjukkan sikap bertanggung jawab, namun tetap rawan tidak efektif jika tidak ada tindak lanjut dari pihak berwenang.

C.. Skor 4 – Melaporkan ke koordinator adalah langkah terbaik untuk menjaga keadilan dan integritas bantuan secara institusional.

D.. Skor 2 – Usulan memperbolehkan semua mengambil bantuan pribadi justru memperbesar penyimpangan dan bertentangan dengan prinsip bantuan berbasis kebutuhan.